Pendahuluan
Pernahkah Anda merasa sulit tidur meskipun tubuh sudah lelah? Mungkin masalahnya bukan hanya pada jadwal tidur Anda, tetapi juga pada lingkungan di sekitar Anda. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kamar yang berantakan dapat memicu stres dan meningkatkan kadar kortisol, hormon yang mengganggu siklus tidur. Kekacauan tidak hanya memengaruhi tubuh secara fisik, tetapi juga membebani otak secara mental, membuat kita sulit bersantai dan mendapatkan tidur yang berkualitas. Artikel ini akan membahas bagaimana rumah yang rapi dapat menjadi kunci untuk memperbaiki kualitas tidur dan mengurangi stres sehari-hari.
Apakah rumah yang berantakan dapat mengganggu tidur Anda? Anda mungkin ingin menyapu lantai sebelum tidur nyenyak. Penelitian menunjukkan bahwa kondisi rumah kita sebenarnya dapat memengaruhi kualitas tidur. Teruslah membaca untuk mempelajari hubungan antara rumah yang bersih dan kualitas tidur yang lebih baik.
Baca juga: Peran Kortisol dalam Siklus Tidur dan Cara Menjaganya Tetap Seimbang
Ilmu di Balik Tidur di Tempat yang Berantakan
Sebuah studi yang diterbitkan oleh American Academy of Sleep Medicine menemukan bahwa tertidur di kamar yang berantakan membuat seseorang lebih mungkin mengalami masalah tidur . Menurut temuan tersebut, orang yang tertidur di tempat yang berantakan lebih rentan mengalami kesulitan tidur dan mengalami gangguan tidur sepanjang malam. Menariknya, studi ini juga menemukan bahwa tertidur di tempat yang berantakan meningkatkan risiko seseorang untuk terus mengembangkan gangguan menimbun barang. Ketika menjelaskan hal ini, para peneliti menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk memperlambat pemikiran dan meningkatkan risiko depresi. Kedua faktor tersebut dapat mengganggu keterampilan pengambilan keputusan seseorang ketika harus membuang barang atau bagaimana menjaga rumah yang teratur.
Bagaimana Kekacauan Mempengaruhi Tubuh dan Otak
Rumah yang berantakan membuat kita stres. Faktanya, orang-orang yang tinggal di rumah yang berantakan cenderung “tidak peduli” setelah beberapa saat. Mereka mungkin berpikir bahwa mereka telah “meredam” kekacauan yang ada di sekitar mereka. Namun, kenyataannya, kekacauan dan kesemrawutan masih sangat terlihat dan diserap oleh otak kita. Penelitian menunjukkan bahwa rumah yang berantakan memiliki dampak yang kuat pada kesehatan psikologis dan kesejahteraan yang dirasakan.
Dampak sebenarnya dari kekacauan pada tidur mungkin bergantung pada pemicu stres yang disebabkan oleh kekacauan. Saat tubuh kita stres, produksi hormon stres yang disebut kortisol meningkat. Menjadikan rumah sebagai sumber stres bisa seperti menaiki rollercoaster kortisol yang tidak pernah berakhir di tempat yang seharusnya membuat kita merasa tenang dan rileks. Satu penelitian menemukan bahwa wanita yang menganggap rumahnya berantakan cenderung memiliki pola kadar kortisol yang tidak sehat . Bersama dengan melatonin, kortisol sebenarnya berfungsi untuk mengatur siklus tidur-bangun tubuh. Dalam kondisi normal, kadar kortisol kita melonjak saat terjaga. Manusia mengalami peningkatan tajam kadar kortisol tepat setelah bangun di pagi hari. Inilah yang dikenal sebagai respons kebangkitan kortisol ( CAR ).
Saat kita stres, tubuh kita akan melepaskan kortisol berlebih sebagai mekanisme pertahanan. Itulah asumsi otak kita bahwa kita mungkin membutuhkan lebih banyak “energi” dan “kewaspadaan” saat menghadapi ancaman. Anda mungkin tahu ini sebagai kondisi melawan-atau-lari . Namun, naluri melawan-atau-lari hanya dimaksudkan untuk menyediakan pembuangan kortisol jangka pendek dan segera agar kita bisa melewati situasi yang mengancam. Ketika sumber stres adalah rumah atau kamar tidur yang berantakan, kita dapat terus terperangkap dalam lonjakan kortisol yang berkelanjutan.
Menurut Harvard Health Publishing , stres kronis mirip dengan motor yang dibiarkan menyala dalam kecepatan tinggi terlalu lama. Ia membuat sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) tetap aktif. HPA adalah sistem neuroendokrin yang mengatur respons stres tubuh. Jika kita tidak mampu menurunkan tingkat stres, tubuh akan mulai mengalami gejala stres kronis. Insomnia telah lama dikaitkan dengan peningkatan kadar kortisol. Ketika mempelajari hubungan antara kadar kortisol dan kualitas tidur, para peneliti menemukan bahwa kadar kortisol pra-tidur yang lebih tinggi memprediksi kualitas tidur yang lebih pendek dan lebih buruk pada malam itu.
Baca juga: Kecemasan Media Sosial: Dampaknya pada Insomnia dan Kesehatan Mental
Bagaimana Kekacauan Merusak Tidur dengan Cara Sekunder
Masuk akal jika mencoba tidur di tempat yang berantakan dan kacau akan menyebabkan peningkatan kortisol. Namun, kekacauan yang mengelilingi seseorang setiap hari juga dapat mengganggu tidur dengan cara sekunder. Pola makan dan gaya hidup dapat sangat terpengaruh oleh stres kronis dan kecemasan yang disebabkan oleh kekacauan.
Kadar kortisol yang tinggi telah terbukti membuat orang menginginkan makanan berlemak, asin, dan manis . Itu bisa menjadi resep untuk tidur yang buruk. Para peneliti telah menemukan bahwa mengonsumsi makanan yang banyak mengandung makanan yang tidak diolah memengaruhi periode tidur nyenyak yang dikenal sebagai tidur gelombang lambat. Selama fase tidur ini, otak melepaskan semburan hormon pertumbuhan yang membantu meningkatkan dan memperbaiki otot dan jaringan lunak. Ini juga merupakan fase tidur yang sangat penting untuk meningkatkan memori dan fungsi kognitif.
Tentu saja, makan atau mengonsumsi alkohol sebelum tidur sebagai cara untuk mengatasi stres dapat menyebabkan tidur malam yang gelisah. Misalnya, makan larut malam atau camilan yang mengandung bahan olahan dapat menyebabkan mulas dan gangguan pencernaan yang dapat mengganggu tidur. Kemampuan alkohol untuk mengganggu pelepasan melatonin adalah salah satu alasan mengapa konsumsi alkohol dikaitkan dengan kualitas tidur yang buruk dan insomnia . Minum alkohol juga mengurangi jumlah tidur REM (rapid eye movement) yang Anda terima. Itu berarti Anda akan bangun dengan perasaan kurang segar dengan jumlah tidur yang sama.
Membersihkan Rumah: Cara Memutus Siklus Tidur Buruk
Apa yang harus Anda lakukan jika rumah yang berantakan membuat Anda terjaga di malam hari? Saatnya untuk mengambil kembali kendali atas ruang Anda. Berikut adalah beberapa kiat untuk membuat rumah dan kamar tidur Anda lebih kondusif untuk tidur nyenyak:
Baca juga: Tidur Cukup: Resolusi Tahun Baru yang Wajib Anda Prioritaskan
- Rapikan Tempat Tidur Anda Setiap Hari: Lakukan investasi kecil untuk menjaga kesucian kamar Anda sebagai tempat tidur dengan merapikan tempat tidur segera setelah Anda keluar dari sana di pagi hari. Saat Anda kembali di penghujung hari, tempat tidur yang rapi dan teratur akan memberi sinyal kepada Anda bahwa sudah waktunya untuk beristirahat.
- Bersihkan Barang-barang yang Tidak Terpakai dari Kamar Tidur Anda: Kamar tidur biasanya menjadi tempat pembuangan barang-barang yang tidak memiliki tempat lain di rumah. Seiring berjalannya waktu, kita mungkin memiliki tumpukan barang-barang yang tidak terpakai yang menggantung di sekitar tempat tidur kita seperti bayangan yang menakutkan di malam hari. Berusahalah untuk membersihkan kamar tidur Anda untuk menciptakan lingkungan yang lebih damai.
- Vakum dan Bersihkan Debu Secara Teratur: Alergen pada permukaan kamar tidur dapat mengganggu tidur . Jika Anda sering begadang karena batuk dan bersin, debu dan alergen kamar tidur umum lainnya mungkin menjadi penyebabnya. Bukan hanya kain yang dapat mengumpulkan debu. Banyak orang mengabaikan debu yang menumpuk di bagian atas kipas langit-langit atau kusen jendela.
- Manfaatkan Aroma: Meskipun kita tidak selalu bisa menjaga rumah tetap bersih, aroma sebenarnya dapat menipu indra kita hingga mengira kita berada di hutan yang asri atau padang rumput yang segar. Misalnya, sebuah studi tahun 2021 yang meneliti penggunaan aroma minyak esensial untuk meningkatkan EEG gelombang lambat pada otak yang sedang tidur menemukan bahwa aroma lavender dapat meningkatkan gelombang otak frekuensi rendah (theta dan delta) yang terkait dengan tidur nyenyak dan kualitas tidur yang lebih baik.
Kekacauan dan Tidur Tidak Bisa Disatukan
Kita mungkin berpikir bahwa kekacauan dan barang tak terpakai tidak memengaruhi tidur kita karena kita tidak melihatnya saat memejamkan mata. Kenyataannya, otak kita dipenuhi dengan kekacauan saat kita terjaga. Stres yang disebabkan oleh kekacauan merusak kualitas tidur. Apakah Anda ingin tahu apakah Anda tidur lebih baik saat rumah Anda bersih? Pillow adalah sumber daya untuk melacak kualitas tidur Anda. Siapa pun dapat menggunakannya untuk melihat apakah pola tidur mereka berubah di lingkungan yang berbeda.
Kesimpulan
Tidur yang berkualitas tidak hanya bergantung pada waktu atau durasi, tetapi juga pada lingkungan di sekitar Anda. Rumah yang rapi membantu menurunkan stres, mengatur kadar kortisol, dan menciptakan suasana yang mendukung tidur nyenyak. Dengan langkah sederhana seperti merapikan tempat tidur, membersihkan debu, dan menggunakan aroma yang menenangkan, Anda dapat menciptakan ruang yang kondusif untuk istirahat. Kebiasaan menjaga kerapihan rumah tidak hanya bermanfaat untuk tidur, tetapi juga untuk kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan. Ingatlah, rumah yang bersih adalah awal dari tidur yang nyenyak dan pikiran yang tenang.
Baca juga: Memahami Hubungan antara Hormon Stres dan Kualitas Tidur
FAQs
- Mengapa rumah berantakan dapat memengaruhi kualitas tidur?
Rumah berantakan meningkatkan kadar hormon stres (kortisol), membuat otak sulit rileks dan mempersulit tubuh untuk memasuki tidur yang nyenyak. - Apakah kekacauan memengaruhi kesehatan mental?
Ya, kekacauan yang berkelanjutan dapat memicu stres kronis, memperburuk suasana hati, dan bahkan meningkatkan risiko gangguan tidur serta depresi. - Bagaimana kekacauan memengaruhi pola makan?
Stres akibat kekacauan sering kali membuat seseorang cenderung mengonsumsi makanan tidak sehat, yang dapat mengganggu tidur gelombang lambat dan kualitas tidur secara keseluruhan. - Apa hubungan antara kortisol dan tidur?
Kortisol yang tinggi sebelum tidur dapat mempersingkat durasi tidur dan menurunkan kualitasnya karena tubuh tetap dalam kondisi stres. - Langkah apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur?
Merapikan tempat tidur, membersihkan debu secara teratur, mengurangi barang tidak terpakai di kamar, dan menggunakan aroma yang menenangkan seperti lavender. - Apakah debu di kamar tidur dapat memengaruhi tidur?
Ya, debu dapat memicu alergi yang mengganggu tidur dengan menyebabkan batuk atau bersin di malam hari. - Bagaimana aroma dapat membantu meningkatkan kualitas tidur?
Aroma tertentu seperti lavender terbukti meningkatkan gelombang otak theta dan delta, yang berhubungan dengan tidur nyenyak.
Referensi: