Saya yakin kita semua pernah mengalami momen ini: terbangun di tengah malam dan langsung mengecek media sosial karena takut melewatkan sesuatu yang penting. FOMO adalah fenomena psikologis yang membuat kita merasa cemas ketika tidak terhubung dengan dunia sosial kita.

Sebagai fenomena yang semakin umum di era digital ini, FOMO adalah bahasa gaul yang sebenarnya memiliki dampak serius. Istilah FOMO adalah singkatan dari “Fear of Missing Out” yang bisa mempengaruhi kesehatan mental kita, termasuk memicu gejala bipolar dan masalah tidur. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang hubungan antara FOMO, gangguan bipolar, dan kualitas tidur, serta bagaimana cara mengatasinya.

Baca juga: Bagaimana Stres dan Kecemasan Merusak Pola Tidur Anda

Memahami FOMO dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

Mari kita mulai dengan memahami apa sebenarnya FOMO dan mengapa fenomena ini semakin mengkhawatirkan di era digital. FOMO atau Fear of Missing Out adalah sebuah kondisi psikologis di mana seseorang merasa cemas dan takut ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, tren, atau momen penting dalam kehidupan orang lain [1].

Definisi dan penyebab FOMO

Kita perlu memahami bahwa FOMO adalah fenomena yang semakin meningkat dalam masyarakat modern yang serba terhubung secara digital [2]. Salah satu penyebab utama FOMO adalah penggunaan media sosial yang berlebihan, di mana kita dapat dengan mudah menerima jutaan informasi setiap harinya [1].

Baca juga: Mengoptimalkan Variabilitas Denyut Jantung (HRV) untuk Tidur yang Lebih Berkualitas

Beberapa karakteristik utama orang yang mengalami FOMO adalah:

  • Selalu merasa perlu mengecek media sosial
  • Membandingkan kehidupan diri sendiri dengan orang lain
  • Merasa tidak puas dengan kehidupan saat ini
  • Sulit berkonsentrasi pada tugas yang sedang dikerjakan

Hubungan FOMO dengan kecemasan sosial

Dalam pengamatan kami, FOMO memiliki kaitan erat dengan kecemasan sosial. Ketika seseorang mulai khawatir dan membanding-bandingkan kehidupan sosialnya dengan orang lain, mereka akan lebih mudah stres dan tidak menjadi diri sendiri [1]. Bahkan, mereka cenderung terobsesi untuk mempertahankan image yang baik di media sosial.

Baca juga: Menciptakan Kamar Tidur Nyaman untuk Tidur Berkualitas di Musim Gugur

Dampak FOMO pada kesehatan mental

Dampak FOMO pada kesehatan mental sangat signifikan. Penelitian menunjukkan bahwa FOMO dapat mempengaruhi orang pada berbagai tingkatan, dari merasa tertekan secara ringan hingga terpengaruh secara serius pada kesehatan mental [2].

Yang mengkhawatirkan adalah bagaimana FOMO dapat memicu berbagai masalah kesehatan mental serius. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan tidur, kecemasan yang berlebihan, dan bahkan dapat memicu gejala depresi [2]. Lebih jauh lagi, FOMO dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang karena terus-menerus membandingkan diri dengan kehidupan orang lain yang terlihat lebih sempurna di media sosial [1].

Baca juga: Musik dan Pengaruhnya terhadap Mimpi dan Kualitas Tidur Anda

Article Image

Produktivitas juga menjadi korban dari FOMO. Sedikit-sedikit memeriksa handphone, seakan memiliki dunia sendiri karena fokus hanya pada gadget, sementara aktivitas lain dapat terbengkalai, seperti sulit berkonsentrasi saat bekerja dan belajar [1]. Bahkan dalam kasus yang lebih serius, FOMO dapat memicu perilaku negatif seperti penggunaan obat-obatan, minuman beralkohol, atau perilaku berisiko lainnya [2].

Keterkaitan FOMO dengan Gangguan Bipolar

Dalam pengalaman kami menangani pasien dengan gangguan bipolar, kami menemukan bahwa FOMO dapat memiliki dampak signifikan pada kondisi kesehatan mental mereka. Kita perlu memahami bagaimana fenomena FOMO berkaitan erat dengan gangguan bipolar.

Bagaimana FOMO memicu episode manik

Fase manik pada gangguan bipolar ditandai dengan luapan energi yang berlebihan dan dapat berlangsung minimal selama seminggu [3]. Kami mengamati bahwa FOMO dapat memicu episode manik melalui beberapa cara:

  • Peningkatan aktivitas berlebihan di media sosial
  • Dorongan impulsif untuk terus terhubung
  • Berkurangnya waktu tidur karena scrolling berlebihan
  • Peningkatan kecepatan berbicara dan berpindah topik
  • Munculnya ide-ide yang terus mengalir

Saat dalam fase manik, penderita bipolar menjadi sangat rentan melakukan hal-hal berisiko [3]. FOMO dapat memperparah kondisi ini dengan mendorong pengambilan keputusan impulsif, seperti belanja berlebihan atau terlibat dalam perilaku berbahaya.

Pengaruh FOMO pada fase depresi

Ketika memasuki fase depresi, FOMO dapat memperburuk kondisi mental seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa hampir sebagian besar penderita mengalami FOMO kategori sedang (69,8%) dengan tingkat depresi sedang (21,3%) [4].

Dalam fase ini, scrolling media sosial justru dapat memperparah perasaan:

  • Ketidakpuasan terhadap kehidupan
  • Menurunnya kepercayaan diri
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Perasaan tidak berharga

Siklus FOMO-Bipolar yang berkelanjutan

Kami melihat bahwa FOMO dan gangguan bipolar dapat menciptakan siklus yang berkelanjutan. Ketidakseimbangan kimia di otak dan perubahan hormonal dapat memperparah kondisi ini [5]. Saat seseorang mengalami episode manik, FOMO mendorong perilaku kompulsif dalam penggunaan media sosial, yang kemudian dapat memicu fase depresi ketika membandingkan kehidupannya dengan orang lain.

Studi menunjukkan bahwa perubahan suasana hati pada penderita bipolar dapat dipicu oleh beberapa faktor, termasuk stres berkepanjangan dan perubahan siklus tidur yang ekstrim [6]. FOMO memperparah kondisi ini dengan menciptakan tekanan mental yang konstan untuk tetap terhubung dan update dengan kehidupan sosial.

Dampak FOMO pada Kualitas Tidur

Ketika kita berbicara tentang dampak FOMO pada kesehatan, kualitas tidur menjadi salah satu aspek yang paling terdampak. Penelitian menunjukkan bahwa kecemasan yang dipicu oleh FOMO dapat menyebabkan gangguan tidur yang signifikan [7].

Penggunaan media sosial dan gangguan tidur

Dalam pengamatan kami, penggunaan media sosial yang berlebihan memiliki korelasi kuat dengan gangguan pola tidur. Studi menunjukkan bahwa 52.9% pengguna yang menghabiskan waktu ≥5 jam di media sosial mengalami masalah tidur [8]. Bahkan partisipasi pasif di media sosial pun dapat memberikan efek negatif terhadap kualitas tidur kita [9].

Beberapa dampak yang sering kami temui pada pengguna media sosial berlebihan:

  • Penurunan kewaspadaan tubuh
  • Gangguan konsentrasi
  • Perasaan lesu dan gelisah
  • Menurunnya prestasi akademik

Hubungan FOMO dengan insomnia

FOMO memiliki hubungan yang kompleks dengan insomnia. Penelitian mengungkapkan bahwa 78.7% remaja yang mengalami FOMO juga mengalami gejala insomnia [8]. Pikiran yang terus-menerus terjebak dalam kekhawatiran akan ketinggalan dapat menghambat kemampuan seseorang untuk rileks dan tidur nyenyak [7].

Efek paparan layar pada pola tidur

Kami menemukan bahwa paparan cahaya biru dari layar gadget memiliki dampak serius pada pola tidur. Dr. Michael Breus, seorang ahli tidur, menjelaskan bahwa cahaya biru dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur-bangun [10].

Dampak paparan layar sebelum tidur meliputi:

  1. Penurunan produksi hormon melatonin [11]
  2. Gangguan ritme sirkadian alami [12]
  3. Kesulitan untuk rileks dan mengalami tidur yang optimal [10]

Dr. Charles Czeisler dari Harvard Medical School menyarankan untuk membatasi penggunaan perangkat elektronik setidaknya satu jam sebelum tidur [10]. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Pediatrics menunjukkan korelasi langsung antara waktu yang dihabiskan di depan layar dengan peningkatan risiko gangguan tidur [10].

Menurut Dr. Lauren Hale dari Stony Brook University, konten yang menarik dan stimulasi otak dari gadget dapat membuat otak tetap aktif bahkan setelah layar dimatikan [10]. Hal ini semakin diperparah ketika FOMO mendorong kita untuk terus-menerus mengecek media sosial hingga larut malam [13].

Mengenali Tanda-tanda FOMO yang Berlebihan

Sebagai tim yang meneliti fenomena FOMO, kami telah mengidentifikasi berbagai tanda yang menunjukkan bahwa seseorang mengalami FOMO berlebihan. Pemahaman akan tanda-tanda ini sangat penting untuk mengenali kapan FOMO mulai mengganggu kehidupan sehari-hari.

Gejala fisik dan mental

Dalam pengamatan kami, FOMO yang berlebihan menciptakan tekanan psikologis yang mengarah pada tingkat stres dan kecemasan yang tinggi [14]. Beberapa gejala utama yang perlu kita waspadai:

  • Kecemasan berlebihan saat tidak mengakses media sosial
  • Perasaan tertekan dan tidak tenang
  • Kesulitan berkonsentrasi pada tugas
  • Gangguan tidur yang signifikan
  • Kelelahan mental dan fisik

Studi menunjukkan bahwa 78.7% remaja yang mengalami FOMO juga mengalami masalah tidur yang serius [15].

Perubahan perilaku sosial

Kami menemukan bahwa FOMO dapat mengubah cara seseorang berinteraksi dengan lingkungannya secara drastis. Meskipun individu dengan FOMO mungkin terlibat dalam banyak aktivitas sosial, hubungan mereka cenderung dangkal [14].

Berikut adalah pola perubahan perilaku yang sering kami temui:

Perilaku Normal FOMO Berlebihan
Selektif dalam memilih kegiatan Terlibat dalam semua kegiatan tanpa filter
Interaksi sosial berkualitas Hubungan sosial dangkal dan terburu-buru
Penggunaan media sosial seimbang Scrolling media sosial tanpa henti

Dampak pada rutinitas sehari-hari

FOMO yang berlebihan dapat sangat mengganggu produktivitas dan rutinitas harian. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan FOMO mengalami penurunan signifikan dalam kinerja kerja dan akademik [14]. Mereka kesulitan untuk fokus pada tugas yang sedang dikerjakan karena pikiran terus terbagi-bagi [15].

Kami mengamati bahwa dampak FOMO pada rutinitas meliputi:

  • Kesulitan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
  • Gangguan pola makan dan tidur
  • Menurunnya kualitas interaksi dengan keluarga
  • Berkurangnya waktu untuk hobi dan pengembangan diri

Yang mengkhawatirkan, 69.8% penderita FOMO mengalami tingkat depresi sedang [16], yang semakin memperburuk kemampuan mereka dalam menjalani rutinitas normal. Kondisi ini menciptakan siklus negatif di mana ketidakmampuan menjalani rutinitas dengan baik justru memperparah perasaan tertinggal dan tidak berharga.

Strategi Mengatasi FOMO untuk Kesehatan Mental

Setelah memahami dampak FOMO pada kesehatan mental dan fisik, kami akan membagikan strategi-strategi efektif yang telah terbukti membantu mengatasi FOMO. Penelitian menunjukkan bahwa pendekatan holistik dalam mengatasi FOMO adalah yang paling efektif untuk kesehatan mental jangka panjang.

Teknik mindfulness dan meditasi

Dalam pengalaman kami menangani kasus FOMO, mindfulness terbukti menjadi salah satu pendekatan paling efektif. Penelitian menunjukkan bahwa trait mindfulness memiliki korelasi negatif dengan FOMO [17]. Ini berarti semakin tinggi kemampuan mindfulness seseorang, semakin rendah tingkat FOMO yang dialami.

Beberapa teknik mindfulness yang kami rekomendasikan:

  • Meditasi pernapasan selama 10 menit setiap pagi
  • Latihan kesadaran penuh saat melakukan aktivitas harian
  • Praktik gratitude journaling
  • Teknik body scanning untuk mengurangi kecemasan
  • Meditasi loving-kindness untuk meningkatkan penerimaan diri

Membatasi penggunaan media sosial

Kami menemukan bahwa pembatasan media sosial yang terstruktur sangat penting dalam mengatasi FOMO. Penelitian menunjukkan bahwa mengurangi waktu layar dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kepuasan hidup [18].

Berikut adalah panduan pembatasan media sosial yang kami sarankan:

Waktu Aktivitas
Pagi (06.00-08.00) Hindari media sosial
Siang (12.00-13.00) Cek sebentar (maks. 15 menit)
Sore (17.00-19.00) Interaksi terbatas (maks. 30 menit)
Malam (21.00-tidur) Digital detox total

Membangun hubungan sosial yang sehat

Kami menekankan pentingnya membangun koneksi nyata sebagai antidot terhadap FOMO. Penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial berkualitas tinggi dapat mengurangi perasaan kesepian dan meningkatkan kebahagiaan [18].

Dalam praktik kami, kami mendorong klien untuk:

  1. Mengutamakan pertemuan tatap muka dibanding interaksi digital
  2. Membangun hubungan yang mendalam dengan kelompok kecil
  3. Terlibat dalam kegiatan komunitas yang bermakna
  4. Menciptakan momen berkualitas dengan keluarga

Dr. Ronald D. Siegel dalam bukunya menegaskan bahwa mindfulness dapat membantu mengelola stres dan kecemasan yang terkait dengan FOMO [18]. Kami juga mengamati bahwa individu yang berhasil mengatasi FOMO adalah mereka yang mampu menciptakan keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata [17].

Yang menarik, penelitian menunjukkan bahwa acting with awareness dan non-judgmental inner experience memiliki peran signifikan dalam mengurangi FOMO [17]. Ini memperkuat pentingnya pendekatan mindful dalam menggunakan media sosial dan menjalani kehidupan sehari-hari.

Dalam pengalaman klinis kami, kombinasi dari ketiga strategi ini – mindfulness, pembatasan media sosial, dan pengembangan hubungan yang sehat – telah membantu banyak klien kami mengatasi FOMO dan menemukan keseimbangan yang lebih baik dalam hidup mereka.

Tips Menjaga Pola Tidur Sehat di Era Digital

Di era digital yang serba terhubung ini, kami melihat bahwa pola tidur sehat menjadi semakin menantang untuk dipertahankan. Sebagai tim peneliti kesehatan mental, kami telah mengumpulkan berbagai strategi efektif untuk membantu Anda mendapatkan tidur berkualitas di tengah tantangan FOMO dan paparan digital.

Rutinitas tidur yang teratur

Penelitian menunjukkan bahwa paparan cahaya layar 1,5 jam sebelum tidur dapat menurunkan kualitas tidur dan menyebabkan kelelahan di siang hari [19]. Kami merekomendasikan jadwal tidur yang konsisten untuk mengoptimalkan ritme sirkadian Anda:

Waktu Aktivitas yang Disarankan
2 jam sebelum tidur Mulai mengurangi aktivitas yang menstimulasi
1,5 jam sebelum tidur Matikan semua perangkat elektronik
1 jam sebelum tidur Lakukan aktivitas menenangkan
30 menit sebelum tidur Persiapan tidur final

Konsistensi adalah kunci utama dalam membangun pola tidur yang sehat. Penelitian membuktikan bahwa orang yang memiliki jadwal tidur teratur mengalami peningkatan signifikan dalam kualitas tidur mereka [20].

Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman

Kami telah mengamati bahwa lingkungan tidur yang optimal memainkan peran crucial dalam kualitas tidur. Suhu kamar yang ideal untuk tidur berkisar antara 15,5-21°C [21]. Beberapa elemen penting untuk menciptakan sanctuary tidur yang ideal:

  • Pencahayaan yang tepat
    • Gunakan tirai tebal untuk menghalangi cahaya luar
    • Pastikan kamar cukup gelap untuk produksi melatonin optimal
  • Kenyamanan fisik
    • Pilih kasur dan bantal yang mendukung postur
    • Atur sirkulasi udara yang baik
  • Suasana yang menenangkan
    • Jaga kebersihan dan kerapian kamar
    • Pertimbangkan penggunaan aromaterapi seperti lavender

Digital detox sebelum tidur

Dalam pengalaman klinis kami, digital detox adalah salah satu strategi paling efektif untuk meningkatkan kualitas tidur. Penelitian menunjukkan bahwa detoksifikasi digital dapat membantu meningkatkan produksi melatonin secara alami [22].

Langkah-langkah digital detox yang kami rekomendasikan:

  1. Fase Persiapan (2-3 jam sebelum tidur):
    • Mulai mengurangi penggunaan media sosial secara bertahap
    • Atur notifikasi ke mode senyap
    • Fokus pada aktivitas offline
  2. Fase Transisi (1-2 jam sebelum tidur):
    • Matikan semua perangkat elektronik
    • Ganti aktivitas digital dengan membaca buku atau meditasi
    • Hindari pembicaraan atau aktivitas yang menstimulasi FOMO
  3. Fase Relaksasi (1 jam sebelum tidur):
    • Lakukan rutinitas menenangkan seperti stretching ringan
    • Praktikkan teknik pernapasan
    • Fokus pada gratitude journaling

Kami menemukan bahwa paparan cahaya pada layar di malam hari berkorelasi dengan inersia tidur dan gangguan kognitif [19]. Untuk mengatasi ini, kami menyarankan untuk mendengarkan audiobook sebagai alternatif dari membaca di layar elektronik [19].

Dalam observasi kami, keberhasilan implementasi rutinitas tidur yang sehat sangat bergantung pada komitmen untuk melakukan digital detox. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukan digital detox mengalami peningkatan signifikan dalam kualitas tidur mereka [23].

Tips tambahan untuk memaksimalkan manfaat digital detox:

  • Simpan gadget di luar kamar tidur
  • Gunakan alarm tradisional sebagai pengganti alarm smartphone
  • Buat zona bebas gadget di kamar tidur
  • Tetapkan batas waktu penggunaan media sosial

Kami juga menekankan pentingnya menciptakan ritual sebelum tidur yang konsisten. Penelitian menunjukkan bahwa ritual yang teratur dapat membantu tubuh mengenali sinyal untuk beristirahat [24]. Ritual ini bisa sesederhana minum teh chamomile, membaca buku, atau melakukan meditasi singkat.

Kesimpulan

FOMO telah menjadi tantangan nyata yang mempengaruhi kesehatan mental dan pola tidur kita. Melalui penelitian dan pengamatan kami, kami melihat bahwa FOMO bukan hanya masalah sederhana tentang ketakutan tertinggal, tetapi fenomena kompleks yang dapat memicu gangguan bipolar dan masalah tidur serius.

Pemahaman mendalam tentang FOMO membuka jalan bagi penanganan yang lebih efektif. Kombinasi mindfulness, pembatasan media sosial yang bijak, dan pengembangan hubungan sosial yang bermakna terbukti menjadi kunci dalam mengatasi FOMO. Ditambah dengan penerapan rutinitas tidur yang sehat dan digital detox, kita dapat menciptakan keseimbangan yang lebih baik antara kehidupan digital dan kesehatan mental.

Meski FOMO mungkin tidak bisa sepenuhnya hilang dari kehidupan modern, kita memiliki kendali penuh untuk mengelolanya. Dengan menerapkan strategi-strategi yang telah kami bahas, Anda dapat mulai membangun hubungan yang lebih sehat dengan teknologi dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

FAQs

Q1. Apa itu FOMO dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan mental? FOMO (Fear of Missing Out) adalah kecemasan yang timbul karena takut ketinggalan informasi atau momen penting. Dampaknya pada kesehatan mental dapat berupa stres, kecemasan berlebihan, gangguan tidur, dan bahkan memicu gejala depresi.

Q2. Bagaimana FOMO dapat mempengaruhi gangguan bipolar? FOMO dapat memicu episode manik pada penderita bipolar dengan meningkatkan aktivitas berlebihan di media sosial dan mengurangi waktu tidur. Pada fase depresi, FOMO dapat memperburuk perasaan tidak berharga dan ketidakpuasan hidup.

Q3. Apakah ada hubungan antara FOMO dan kualitas tidur? Ya, FOMO memiliki dampak signifikan terhadap kualitas tidur. Penggunaan media sosial berlebihan akibat FOMO dapat menyebabkan gangguan tidur, insomnia, dan mengganggu produksi hormon melatonin yang mengatur siklus tidur-bangun.

Q4. Bagaimana cara mengenali tanda-tanda FOMO yang berlebihan? Tanda-tanda FOMO berlebihan meliputi kecemasan saat tidak mengakses media sosial, kesulitan berkonsentrasi, gangguan tidur, perubahan perilaku sosial seperti terlibat dalam semua kegiatan tanpa filter, dan dampak negatif pada rutinitas sehari-hari.

Q5. Apa strategi efektif untuk mengatasi FOMO? Strategi efektif meliputi praktik mindfulness dan meditasi, membatasi penggunaan media sosial dengan jadwal terstruktur, membangun hubungan sosial yang berkualitas di dunia nyata, dan menerapkan digital detox terutama sebelum tidur untuk meningkatkan kualitas istirahat.

Referensi

[1] – https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2538/waspada-sindrom-fomo-dapat-berpengaruh-terhadap-kesehatan-mental
[2] – https://www.halodoc.com/artikel/7-dampak-negatif-fomo-bagi-kesehatan-mental?srsltid=AfmBOopeQccpymlRuwgxKKYvKaR1iLRLSQQtDoO529e_gS0wHO3cxkhs
[3] – https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-fase-manik-yang-dapat-dialami-pengidap-bipolar?srsltid=AfmBOoo7GX_frSvLAhTkwVuuAgG43b2l_ZQAmAsx5sUOB2ixEJSG_FAD
[4] – https://e-jurnal.universitasalirsyad.ac.id/index.php/jka/article/download/297/189/468
[5] – https://mypage.axa.co.id/news/id/mengenal-bipolar-disorder-pemicu-tanda-dan-cara-menghadapi
[6] – https://health.kompas.com/read/23H20142541968/5-hal-ini-bisa-memicu-perubahan-suasana-hati-pasien-bipolar?page=all
[7] – https://www.halodoc.com/artikel/apa-itu-fomo-ini-pengertian-gejala-dan-dampaknya?srsltid=AfmBOor3nmwHRR5frHbGFwuOoeYj6DSDY873MMycMdnhIeDBGfmEfn6O
[8] – https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/24012
[9] – https://www.halodoc.com/artikel/kecanduan-media-sosial-dapat-sebabkan-insomnia?srsltid=AfmBOor3JGrVBpzvn2ixLzE9s-pKJERfNqIPT1PQhJkHJe5gg3IX74mz
[10] – https://www.rri.co.id/kesehatan/814809/pengaruh-screen-time-terhadap-pola-tidur-anak
[11] – https://www.konimex.com/post/healthy-lifestyle/investasi-sehat/paparan-cahaya-smartphone-dapat-mengganggu-tidur-anda
[12] – https://www.kompasiana.com/pranawijayapn/64edd4504addee0a68774832/cara-meningkatkan-kualitas-tidur-dengan-mengurangi-paparan-layar-sebelum-tidur
[13] – https://www.liputan6.com/feeds/read/5755252/memahami-fomo-adalah-fenomena-psikologis-yang-memengaruhi-generasi-digital
[14] – https://www.halodoc.com/artikel/apa-itu-fomo-ini-pengertian-gejala-dan-dampaknya?srsltid=AfmBOoqoJ6vFqD4sVEdHN5EDmdmirCibLBzajopTVWYI0syu2hdnsfJv
[15] – https://www.halodoc.com/artikel/7-dampak-negatif-fomo-bagi-kesehatan-mental?srsltid=AfmBOorGVck2msSVCYhnsJ8q_-D8k2peahVZIF-soQa1N750WxTC4FwJ
[16] – https://www.neliti.com/publications/542110/kajian-dampak-perilaku-fomo-fear-of-missing-out-bagi-masyarakat-di-masa-pandemi
[17] – https://www.researchgate.net/publication/371624935_Peran_Trait_Mindfulness_terhadap_Fear_of_Missing_Out_Pengguna_Media_Sosial
[18] – https://news.detik.com/kolom/d-7509760/apakah-kita-benar-benar-tak-mau-ketinggalan
[19] – https://www.base.co.id/blog/apakah-kamu-perlu-detoks-digital
[20] – https://kumparan.com/anatasya-delviani-saputri/gadget-vs-tidur-strategi-gen-z-mengatasi-insomnia-di-era-digital-23fCtscvLHn
[21] – https://perawat.org/menciptakan-lingkungan-tidur-yang-optimal/
[22] – https://tokoinoac.com/tips/digital-detox/
[23] – https://www.tempo.co/gaya-hidup/manfaat-dan-tips-untuk-digital-detox-cara-melepaskan-diri-dari-layar-389339
[24] – https://turubed.com/blog/menciptakan-lingkungan-tidur-ideal-tips-untuk-tidur-yang-lebih-berkualitas

Leave A Comment

Recommended Posts

Mau Tidur Lebih Baik? Ini Cara Membentuk Rutinitas yang Tepat

Admin

Pendahuluan Tidur berkualitas bukan sekadar aktivitas rutin – ini adalah investasi berharga untuk kesehatan Anda. Dalam era modern yang serba cepat, banyak dari kita mengabaikan pentingnya rutinitas tidur yang baik. Padahal, tidur yang cukup dan berkualitas memainkan peran krusial dalam menjaga kesehatan […]